Saat Operasi SAR Sriwijaya Air, Bakamla Cegat Kapal Survei China Menyusup di Selat Sunda
BACANEWS.ID - Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) mencegat kapal survei berbendera China di Selat Sunda pada Rabu malam (13/1/2021).
Kapal survei China Xiang Yang Hong 03 ini diketahui sedang berlayar di perairan Selat Sunda dengan kecepatan 10,9 knots dan haluan ke barat daya.
Berdasarkan pantauan, kapal tersebut telah mematikan Automatic Identification System (AIS) sebanyak tiga kali selama melintasi alur laut kepulauan Indonesia.
AIS merupakan sistem pelacakan kapal otomatis yang memberikan informasi tentang keadaan kapal baik posisi, waktu, haluan dan kecepatannya untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
“Xiang Yang Hong 03 diketahui telah mematikan AIS saat berada di Laut Natuna Utara, Laut Natuna Selatan dan Selat Karimata,” ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/1/2021).
Wisnu menjelaskan langkah mencegat vessel Xiang Yang Hong 03 ini dilakukan saat Bakamla ikut menjadi bagian dalam operasi SAR jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Berikut kronologi pencegatan kapal survei atau research vessel Xiang Yang Hong 03 berbendera China
Bermula dari informasi dari Puskodal Bakamla adanya kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia, Laksamana Pertama Bakamla Suwito, Direktur Operasi Laut Bakamla yang sedang memimpin tim SAR Bakamla di perairan Pulau Lancang langsung memerintahkan komandan KN Pulau Nipah 321 Letkol Bakamla Anto Hartanto untuk segera bertolak menuju selat sunda mendekati kapal tersebut.
Pada pukul 09.30 WIB, Rabu (13/1/2021) KN Pulau Nipah 321 bertolak menuju selat sunda dan tiba pukul 13.40 WIB.
Hasil pantauan, kapal survei China terdeteksi berada pada jarak 40 Nm dengan kecepatan 9 knots dan arah haluan ke selatan.
KN Pulau Nipah meningkatkan kecepatan hingga 20 Knots untuk mendekati kapal tersebut.
“Sekitar pukul 20.00 WIB Kapal Xiang Yang Hong 03 terdeteksi pada jarak 10 Nm dari kapal Bakamla,” ujar Wisnu.
KN Pulau Nipah 321 membuka komunikasi melalui radio marine band di channel 16 dan mendapat respon dari kapal survei China.
Berdasarkan hasil komunikasi dan identifikasi, dapat diketahui kapal ini memang bertolak dari China menuju Samudera Hindia dan melewati perairan Indonesia menggunakan Hak Lintas Alur Kepulauan sesuai dengan UNCLOS.
Keterangan yang diberikan, penyebab tidak terdeteksinya AIS dalam tiga periode waktu disebabkan karena adanya kerusakan pada sistem tersebut.
Wisnu menjelaskan apabila AIS tidak berfungsi, maka Nahkoda wajib menyampaikan informasi kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) atau Stasiun Vesstel Traffic Service (VTS) serta mencatat kejadian tersebut pada buku catatan harian (log book) kapal yang nantinya dilaporkan kepada Syahbandar.
KN Pulau NIpah 321 terus membayangi kapal survei china hingga keluar dari ZEEI.
“Sekitar pukul 21.00 WIB, setelah diamati kapal sasaran telah keluar dari ZEEI, KN PUlau Nipah 321 putar arah kembali ke daerah Operasi SAR,” ujar Wisnu.
Kamis pagi (14/1/2021) sekitar pukul 08.00 WIB KN Pulau Nipah 321 tiba di daerah SAR dan bergabung kembali dengan tim SAR Gabungan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182.