Panas! Eks Kepala BIN Sindir Para Politikus yang Sengaja 'Pelihara' Abu Janda
BACANEWS.ID - Mantan Wakil Ketua Umum PBNU, Kiai As'ad Said Ali kembali mengomentari hebohnya polemik Abu Janda.
Kali ini, eks pentolan Badan Intelijen Negara (BIN) itu menyinggung adanya sebuah agenda dan menyindir politisi pemakai jasa buzzer sekelas Abu Janda.
Dalam wawancaranya dengan Apa Kabar Indonesia, Kiai Said Ali menduga ada sesuatu di balik gaduhnya Abu Janda saat ini.
Menurutnya, pegiat media sosial yang sudah dipolisikan KNPI itu sedang menjalankan misi untuk menggiring opini.
Menyoroti soal keberadaan buzzer, sebagai salah satu tokoh NU, Kiai As'ad Said Ali berujar bahwa buzzer kerap membuat berbagai pihak keberatan.
Kiai As'ad Said Ali mengajak publik untuk menengok Nahdlatul Ulama (NU) yang nama besarnya sering dibawa-bawa oleh Abu Janda, karena dia memposisikan diri sebagai Banser NU.
Kata Kiai As'ad Said Ali, hal semacam itu justru membuat Abu Janda semakin enak karena dia memang sedang berusaha mencari panggung.
"Ini memang menguntungkan dia (Abu Janda) untuk mencari panggung. Sehingga mereka punya panggung yang leluasa untuk menggoreng permasalahan yang sedang panas menjadi kuat. Oleh karena itulah, para politisi harus menyadari, kalau berpolitik di partai itu saja lah. Di luar itu ada batasnya," tutur Kiai As'ad Said Ali, Senin (1/2/2021) dari saluran YouTube Apa Kabar Indonesia.
Melihat sosok Abu Janda, Kiai As'ad Said Ali menyentil para pemelihara buzzer politik yang kadang kala kurang tepat memilih orang.
Kendati begitu, kata Kiai As'ad Said Ali, pikiran untuk memelihara buzzer di kalangan politisi harus dihindari agar bisa terfokus pada masalah paling penting.
"Semua berpulang pada politikus yang terkait bisnis apa ya, itu harus menyadari bahwa pikiran-pikiran untuk memelihara buzzer harus dihilangkan. Agar rakyat fokus pada krisis ekonomi dan penanganan Covid-19," kata Kiai As'ad Said Ali.
Kiai As'ad Said Ali selanjutnya menegaskan, sejak buzzer diberikan tempat dalam perpolitikan, situasi panas terus terpelihara.
Terlebih lagi, Abu Janda kata dia seringkali mempertajam pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Oleh sebab itu, Kiai As'ad Said Ali meminta para politikus yang masih mau menggunakan jasa buzzer apalagi sekelas Abu Janda untuk lebih cermat.
Menurut Kiai As'ad Said Ali, ada kriteria buzzer yang harus dipenuhi agar menjadi seorang profesional. Sebab menurutnya, seorang buzzer tidak hanya harus memiliki kompetensi untuk bisa ngomong saja.
"Kalau mau cari buzzer ya yang profesional, yang ahli di bidangnya, lalu berpendekatan pada intelektualisme, tidak asal bisa ngomong terus dapat panggung di mana-mana," terang Kiai As'ad Said Ali.
Kiai As'ad Said Ali berani berbicara demikian karena dia tahu, di balik suara buzzer, ada imbalan yang berasal dari pihak tertentu.
Padahal, suara buzzer menurut Kiai As'ad Said Ali justru malah membuat gaduh dan kepentingan bangsa menjadi terabaikan.
"Akhirnya kepentingan bangsa menjadi terabaikan. Saya berani bicara karena ada kepentingan untuk membikin situasi ini (panas) terus, karena (demi) penghasilan (para buzzer) lah," tandas Kiai As'ad Said Ali.
Lebih lanjut, Kiai As'ad Said Ali berharap, adanya Kapolri Listyo Sigit Prabowo, angin segar terhembus dan tercipta iklim baru dalam demokrasi.
Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Listyo kata dia seharusnya bisa menindak para buzzer tanpa pandang bulu meski dia berada di pihak pemerintah. [Democrazy/sra]