Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ternyata Sistem Autothrottle Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Alami Anomali



BACANEWS.ID - Nasional Keselamatan Trasnportasi (KNKT) menemukan adanya anomali dalam sistem autothrottle pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Temuan itu berdasarkan laporan awal (preliminary report) investigasi kecelakaan tersebut.

“Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini yang rusak, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda. Dua-duanya mengalami anomali, yang kiri mundur terlalu jauh, yang kanan tidak bergerak seperti macet,” kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers secara virtual.

Autothrottle merupakan sistem yang digunakan untuk mengubah pengaturan kekuatan mesin pesawat.

Nurcahyo mengungkapkan, terdapat 13 komponen lain yang terhubung dengan gerakan autothrottle itu.

“Mengapa anomali ini muncul, kita mesti lihat ada 13 komponen yang terkait dengan gerakan autothrottle ini. Masalahnya ada di mana, saat ini kami belum menentukan. Beberapa komponen yang sudah kita kirim, tapi belum bisa menjawab masalahnya apa,” kata dia.

Berdasarkan kronologi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, pada pukul 14.39.47 ketika melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat, pesawat mulai berbelok ke kiri. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.

Pengatur lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59. “Itu ada komunikasi terakhir dengan SJ 182,” katanya.

Pada pukul 14.40 WIB, kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) merekam ketinggian tertinggi, yaitu 10.900 kaki.

“Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau disengage ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik atau pitch up dan pesawat miring ke kiri atau roll. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap,” ujar Nurcahyo.

Selanjutnya, pada pukul 14.40 WIB, FDR mencatat authrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down).

“Apakah autothrottle menyebabkan roll dan pitch, logikanya, mesin mati satu, pesawat masih bisa terbang,” kata dia.

Untuk itu lanjut Nurcahyo, KNKT perlu mendalami investigasi lebih lanjut agar mengetahui penyebab adanya anomali sistem autothrottle serta penyebab pesawat berbelok ke kiri.

“Kenapa pesawat berbelok ke kiri, mudah-mudahan CVR (Cockpit Voice Recorder) ditemukan, sehingga kita bisa mengetahui komunikasi antarpilot dan mendapatkan jawaban, sementara FDR mencatat adanya anomali autothrottle,” tutupnya.