Tokoh Papua: Enam Tahun HTI dan Laskar Dituding Berbuat Gaduh, Ternyata yang Bikin Gaduh Kakak Pembina
BACANEWS.ID - Tokoh Papua Christ Wamea mengomentari isu kudeta Partai Demokrat yang menyeret nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Mantan panglima TNI itu dikabarkan membiayai kader-kader demokrat untuk menggoyang kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tapi upaya itu tersingkap.
Terbongkarnya upaya itu membuat gaduh masyarakat hingga saat ini, karena juga menyeret nama Presiden Joko Widodo.
Menurut Christ Wamea, selama ini kakak pembina dan buzzernya beropini di publik bahwa ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (HTI) yang membuat gaduh negeri ini. Ujungnya keduanya dibubarkan.
“Selama 6 thn ini kakak pembina dan buzzernya beropini dipublik bhw yg membuat gaduh negri ini adalah HTI & FPI akhirnya kedua organisasi ini dibubarkan.” katanya di akun medsosnya @PutraWadapi, Rabu(3/2).
Namun nyatanya setelah HTI dan FPI dibubarkan, kegaduhan tidak juga kunjung usai.
“Tapi kenyataan hari ini masih terus gaduh.” tambahnya.
Ternyata yang membuat kegaduhan negeri ini tidak lain adalah kakak pembina dan buzzer yang menjadi peliharaannya.
“Ternyata yg bikin gaduh bangsa ini adlh kakak pembina & para buzzer peliharaannya.” tegasnya lagi.
Seperti diketahui, Kepala Staf Presiden Moeldoko santer disebut hendak melakukan kudeta atas Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) demi memuluskan upaya menjadi calon presiden 2024.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra blak-blakan mengungkap persiapan Moeldoko untuk menggulingkan AHY dari posisi pimpinan partai. Dikatakannya, Moeldoko telah menggelar pertemuan dengan beberapa kader Demokrat. Menurutnya, mereka difasilitasi, mulai dari pembelian tiket, penginapan hingga kebutuhan makan oleh Moeldoko.
“Ada yang mengundang, membiayai tiket pesawat, menjemput di bandara, membiayai penginapannya, termasuk juga untuk konsumsi,” kata Herzaky dalam keterangannya, Rabu (3/2).
Moeldoko hendak mendongkel AHY agar keinginannnya pencapresannya 2024 bisa tercapai.
“Untuk memuluskan rencananya, para pelaku gerakan mempersiapkan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat, melalui proses Kongres Luar Biasa (KLB),” ujar Herzaky. (*)