Dituding Kafir Usai Ceramah di Gereja, Gus Miftah: Bulan Ramadhan Orang Mendadak Religius
BACANEWS.ID - Pendakwah kondang Gus Miftah berceramah di peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta.
Hal tersebut pun kini masih menjadi pembahasan masyarakat Indonesia.
Gus Miftah mengakui, bahwa usai ceramahnya tersebut, tak sedikit masyarakat yang menyebutnya sebagai kafir, sesat, dan hal senada lainnya.
Menyoroti dirinya dituding sebagai kafir, Gus Miftah menyayangkan maraknya fenomena orang-orang yang mendadak menjadi ustaz di bulan Ramadhan.
"Memang momennya ya gimana lagi, kalau di Natal kan gak mungkin. Ya karena bulan Ramadhan orang kemudian mendadak religius kan," ucapnya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Kamis, 6 Mei 2021.
"Maka kemudian banyak ustaz yang kemudian dibutuhkan oleh masyarakat di bulan Ramadhan, akhirnya munculah peristiwa mendadak religius," lanjut Gus Miftah.
Selain itu, Gus Miftah menilai tokoh-tokoh busana Muslim semuanya pun ikut mendadak kaya. Tak hanya orang-orang yang tiba-tiba mendadak religius, Ramadhan pun menurutnya ditandai dengan hal lain.
Halaman:
Sumber: YouTube Deddy Corbuzier
"Dimulai dengan orang selfie pake mukena, mulai banjir orang selfie pakai baju Muslim, mulai banyak iklan sirup, dan sebentar lagi ada itu yang bilang alhamdulillah puasanya lancar," ungkapnya.
Menurut Gus Miftah, alasan kenapa orang-orang mendadak religius di bulan Ramadhan karena para ustaz di Indonesia pun selama Ramadhan pasti mendapatkan rezeki yang berlebih.
"Memang kita sadari kalau Ramadhan itu biasanya ustaz rezekinya berlebih, karena kita makhluk sosial. Rezeki kita tergantung orang lain, beneran deh," ucapnya.
"Rezekinya dokter dari orang sakit, rezekinya rumah sakit dari pasien, rezekinya guru dari murid. Kalau rezekinya Gus Miftah langsung dari Allah SWT," sambungnya.
Gus Miftah sebelumnya juga telah mengakui bahwa dirinya menerima hinaan dari banyak orang usai ceramahnya di gereja tersebut.
"Terima kasih yang menghujat saya, yang mengatakan saya kafir, sesat, bangsat, dan lain lain. Kalian luar biasa, bisa jadi anda benar dan saya yang salah atau sebaliknya," ungkapnya.
Gus Miftah pun menyampaikan dasar hukum Islamnya usai ceramahnya di gereja yang menuai kontroversi dari masyarakat tersebut.
"Berikut saya sampaikan dasar hukumnya, mohon disimak dan dijadikan bahan diskusi, saya siap di nasehati oleh siapapun dan belajar kepada siapapun. Bahkan dimaki oleh siapapun," ujarnya.
Orang yang telah kafir 70 tahun, tegas Gus Miftah, jika membaca tahlil dan syahadat sekali saja, kekafirannya dapat hangus atau terbakar.
"Dan Alhamdulillah saya masih tahlilan kok setiap hari," tuturnya.
Kemudian, orang yang memiliki niat untuk belajar, kata Gus Miftah, dimanapun orang itu bisa mendapatkan pelajaran.
"Tapi orang yang tidak niat belajar, sedang belajar pun tidak akan mendapatkan pelajaran," ungkapnya.
Gus Miftah pun menjelaskan bahwa konteks kehadirannya di gereja tersebut bukan dalam rangka ceramah, melainkan peresmian gereja yang menurutnya adalah yang wajar.
"Dicatat, dalam rangka peresmian, bukan dalam rangka peribadatan," kata Gus Miftah.
Gus Miftah juga mengaku heran mengapa dirinya bisa dituding kafir, padahal jasanya untuk mengislamkan orang-orang bisa dibilang cukup besar.
"Orang seperti saya yang kebetulan dikasih Allah untuk menjadi orang yang membimbing ratusan orang jadi mualaf. Hanya karena hal tersebut dituduh kafir," tutup Gus Miftah.***
Hal tersebut pun kini masih menjadi pembahasan masyarakat Indonesia.
Gus Miftah mengakui, bahwa usai ceramahnya tersebut, tak sedikit masyarakat yang menyebutnya sebagai kafir, sesat, dan hal senada lainnya.
Menyoroti dirinya dituding sebagai kafir, Gus Miftah menyayangkan maraknya fenomena orang-orang yang mendadak menjadi ustaz di bulan Ramadhan.
"Memang momennya ya gimana lagi, kalau di Natal kan gak mungkin. Ya karena bulan Ramadhan orang kemudian mendadak religius kan," ucapnya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Kamis, 6 Mei 2021.
"Maka kemudian banyak ustaz yang kemudian dibutuhkan oleh masyarakat di bulan Ramadhan, akhirnya munculah peristiwa mendadak religius," lanjut Gus Miftah.
Selain itu, Gus Miftah menilai tokoh-tokoh busana Muslim semuanya pun ikut mendadak kaya. Tak hanya orang-orang yang tiba-tiba mendadak religius, Ramadhan pun menurutnya ditandai dengan hal lain.
Halaman:
Sumber: YouTube Deddy Corbuzier
"Dimulai dengan orang selfie pake mukena, mulai banjir orang selfie pakai baju Muslim, mulai banyak iklan sirup, dan sebentar lagi ada itu yang bilang alhamdulillah puasanya lancar," ungkapnya.
Menurut Gus Miftah, alasan kenapa orang-orang mendadak religius di bulan Ramadhan karena para ustaz di Indonesia pun selama Ramadhan pasti mendapatkan rezeki yang berlebih.
"Memang kita sadari kalau Ramadhan itu biasanya ustaz rezekinya berlebih, karena kita makhluk sosial. Rezeki kita tergantung orang lain, beneran deh," ucapnya.
"Rezekinya dokter dari orang sakit, rezekinya rumah sakit dari pasien, rezekinya guru dari murid. Kalau rezekinya Gus Miftah langsung dari Allah SWT," sambungnya.
Gus Miftah sebelumnya juga telah mengakui bahwa dirinya menerima hinaan dari banyak orang usai ceramahnya di gereja tersebut.
"Terima kasih yang menghujat saya, yang mengatakan saya kafir, sesat, bangsat, dan lain lain. Kalian luar biasa, bisa jadi anda benar dan saya yang salah atau sebaliknya," ungkapnya.
Gus Miftah pun menyampaikan dasar hukum Islamnya usai ceramahnya di gereja yang menuai kontroversi dari masyarakat tersebut.
"Berikut saya sampaikan dasar hukumnya, mohon disimak dan dijadikan bahan diskusi, saya siap di nasehati oleh siapapun dan belajar kepada siapapun. Bahkan dimaki oleh siapapun," ujarnya.
Orang yang telah kafir 70 tahun, tegas Gus Miftah, jika membaca tahlil dan syahadat sekali saja, kekafirannya dapat hangus atau terbakar.
"Dan Alhamdulillah saya masih tahlilan kok setiap hari," tuturnya.
Kemudian, orang yang memiliki niat untuk belajar, kata Gus Miftah, dimanapun orang itu bisa mendapatkan pelajaran.
"Tapi orang yang tidak niat belajar, sedang belajar pun tidak akan mendapatkan pelajaran," ungkapnya.
Gus Miftah pun menjelaskan bahwa konteks kehadirannya di gereja tersebut bukan dalam rangka ceramah, melainkan peresmian gereja yang menurutnya adalah yang wajar.
"Dicatat, dalam rangka peresmian, bukan dalam rangka peribadatan," kata Gus Miftah.
Gus Miftah juga mengaku heran mengapa dirinya bisa dituding kafir, padahal jasanya untuk mengislamkan orang-orang bisa dibilang cukup besar.
"Orang seperti saya yang kebetulan dikasih Allah untuk menjadi orang yang membimbing ratusan orang jadi mualaf. Hanya karena hal tersebut dituduh kafir," tutup Gus Miftah.***