Heboh Virus Corona Tak Bahaya di Buku IPA, Ini Kata Dindikbud Demak
BACANEWS.ID - Video seorang pria menyebut virus Corona tak berbahaya di buku paket belajar IPA viral di media sosial.
Pria itu menyebut virus Corona tak berbahaya sudah disebut di buku IPA kelas 8 semester 2 yang terbit sejak 2017 lalu.
Video tersebut viral di sejumlah sosial media, di antaranya grup Facebook, maupun akun Instagram warga Demak. Salah satu yang mengunggah video itu yakni @infokejadiandemak. Meski begitu, belum diketahui lokasi pengambilan video viral tersebut.
Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik itu terdengar suara seorang pria yang membacakan virus Corona tak berbahaya. Pria itu juga menyorot materi buku pelajaran IPA yang menyebut virus Corona tak berbahaya.
"Corona Virus ini sudah ada sejak zaman dulu, ini coba lihat di buku paket anak belajar, siswa-siswa belajar buku IPA untuk kelas 8 semester 2. Ini diterbitkan pada tahun 2017," ujar pria dalam video tersebut seperti dikutip detikcom Minggu (27/6/2021).
"Pada bab sistem pernapasan, ini pada bagian B, gangguan sistem pernapasan pada manusia. Pertama influenza, kedua tonsilitis ini penyebabnya sudah tertulis di sini ini penyebabnya Corona virus. Ini sudah ada sejak zaman dulu, anak-anak sudah tahu. Faringitis, sakit faringitis ini penyebabnya juga Corona virus. Sudah ada sejak dulu, tidak usah, ya hati-hati ya tetap, tapi tidak usah terlalu mencekam begitu," sambung dia.
Dimintai konfirmasi soal materi buku IPA tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak Eko Pringgo Laksito membenarkan soal materi tersebut. Meski begitu, Koko sapaannya, menyebut kasus pandemi COVID-19 saat ini perlu dicermati karena merupakan varian baru Corona.
"Ya, buku Paket IPA kelas 8 semester 2 berkaitan dengan pengetahuan virus sebagai penyebab sakit, memang sudah lama dikenal di dunia ilmu pengetahuan, termasuk virus Corona tersebut," ujar Koko, lewat pesan singkat kepada detikcom, hari ini.
"Sedangkan kondisi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini adalah sudah menjadi wabah atau pandemi yang sudah banyak menyerang korban. Maka ditemukan sebagai varian baru dan menjadi perhatian dunia, terang Koko.(dtk)
Pria itu menyebut virus Corona tak berbahaya sudah disebut di buku IPA kelas 8 semester 2 yang terbit sejak 2017 lalu.
Video tersebut viral di sejumlah sosial media, di antaranya grup Facebook, maupun akun Instagram warga Demak. Salah satu yang mengunggah video itu yakni @infokejadiandemak. Meski begitu, belum diketahui lokasi pengambilan video viral tersebut.
Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik itu terdengar suara seorang pria yang membacakan virus Corona tak berbahaya. Pria itu juga menyorot materi buku pelajaran IPA yang menyebut virus Corona tak berbahaya.
"Corona Virus ini sudah ada sejak zaman dulu, ini coba lihat di buku paket anak belajar, siswa-siswa belajar buku IPA untuk kelas 8 semester 2. Ini diterbitkan pada tahun 2017," ujar pria dalam video tersebut seperti dikutip detikcom Minggu (27/6/2021).
"Pada bab sistem pernapasan, ini pada bagian B, gangguan sistem pernapasan pada manusia. Pertama influenza, kedua tonsilitis ini penyebabnya sudah tertulis di sini ini penyebabnya Corona virus. Ini sudah ada sejak zaman dulu, anak-anak sudah tahu. Faringitis, sakit faringitis ini penyebabnya juga Corona virus. Sudah ada sejak dulu, tidak usah, ya hati-hati ya tetap, tapi tidak usah terlalu mencekam begitu," sambung dia.
Dimintai konfirmasi soal materi buku IPA tersebut, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak Eko Pringgo Laksito membenarkan soal materi tersebut. Meski begitu, Koko sapaannya, menyebut kasus pandemi COVID-19 saat ini perlu dicermati karena merupakan varian baru Corona.
"Ya, buku Paket IPA kelas 8 semester 2 berkaitan dengan pengetahuan virus sebagai penyebab sakit, memang sudah lama dikenal di dunia ilmu pengetahuan, termasuk virus Corona tersebut," ujar Koko, lewat pesan singkat kepada detikcom, hari ini.
"Sedangkan kondisi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ini adalah sudah menjadi wabah atau pandemi yang sudah banyak menyerang korban. Maka ditemukan sebagai varian baru dan menjadi perhatian dunia, terang Koko.(dtk)