Megawati Minta Jokowi Perkenalkan Revolusi 4.0 Jangan Pakai Inggris, Rakyat Tak Ngerti
BACANEWS.ID - Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal memperkenalkan revolusi industri 4.0 dan 5.0 kepada masyarakat. Megawati mengatakan masyarakat tak mengerti dengan cara bahasa Inggris.
"Saya bilang pada Pak Jokowi, 'Bapak itu memperkenalkan, saya bilang jangan cara Inggris-lah. 4.0 (four point zero), terus 5.0 (five point zero). Rakyat itu, Pak, nggak ngerti cara Inggris kakean (kebanyakan)-nya, saya bilang," kata Megawati saat orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan dari Unhan, Jumat (11/6/2021).
Megawati kemudian menjelaskan bahwa generasi ke depan diperlukan gizi yang baik. Presiden RI ke-5 ini tak ingin adanya generasi ke depan yang mengalami gizi buruk.
"Saya bilang gimana kalau anak-anak masa depan ini kena stunting, nah itu yang kayaknya kecil dari sisi kesehatan. Kan mestinya anak-anak itu tegap-tegap," ujarnya
Di dalam orasi ilmiahnya, Megawati juga mengungkapkan ceritanya ketika berdiskusi dengan Presiden Jokowi soal anggaran penelitian atau research. Megawati mengatakan anggaran research di Indonesia terbilang sangat kecil.
"Sebenernya makanya mengapa saya menginisiasi bicara pada presiden sejak Pak Jokowi saya kenal, artinya sebelum jadi presiden, kami sering berdiskusi untuk mengatakan, intronya saya adalah 'Pak Presiden tahu nggak research kita kalau APBN-nya berapa?'" ucap Mega.
"Beliau kan bertanya, 'Berapa ya, Bu?' 'Nggak pernah 1 persen.' 'Masa?' Gitu kata beliau, kalau nggak percaya tanya saja ke DPR," sambungnya.
Kemudian dibentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Menurut Megawati, lembaga penelitian ini sangat diperlukan oleh Indonesia.
"Bayangkan kita mau research apa? Untuk APBN saja sejak saya anggota DPR nol koma, nol koma. Saya bicara pada Pak Habibie, beliau sangat setuju sekali, bahwa momen untuk kita membangun lembaga research yang sekarang sudah terbentuk, yaitu BRIN, itu memang sangat-sangat diperlukan negara ini," imbuhnya. []
"Saya bilang pada Pak Jokowi, 'Bapak itu memperkenalkan, saya bilang jangan cara Inggris-lah. 4.0 (four point zero), terus 5.0 (five point zero). Rakyat itu, Pak, nggak ngerti cara Inggris kakean (kebanyakan)-nya, saya bilang," kata Megawati saat orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan dari Unhan, Jumat (11/6/2021).
Megawati kemudian menjelaskan bahwa generasi ke depan diperlukan gizi yang baik. Presiden RI ke-5 ini tak ingin adanya generasi ke depan yang mengalami gizi buruk.
"Saya bilang gimana kalau anak-anak masa depan ini kena stunting, nah itu yang kayaknya kecil dari sisi kesehatan. Kan mestinya anak-anak itu tegap-tegap," ujarnya
Di dalam orasi ilmiahnya, Megawati juga mengungkapkan ceritanya ketika berdiskusi dengan Presiden Jokowi soal anggaran penelitian atau research. Megawati mengatakan anggaran research di Indonesia terbilang sangat kecil.
"Sebenernya makanya mengapa saya menginisiasi bicara pada presiden sejak Pak Jokowi saya kenal, artinya sebelum jadi presiden, kami sering berdiskusi untuk mengatakan, intronya saya adalah 'Pak Presiden tahu nggak research kita kalau APBN-nya berapa?'" ucap Mega.
"Beliau kan bertanya, 'Berapa ya, Bu?' 'Nggak pernah 1 persen.' 'Masa?' Gitu kata beliau, kalau nggak percaya tanya saja ke DPR," sambungnya.
Kemudian dibentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Menurut Megawati, lembaga penelitian ini sangat diperlukan oleh Indonesia.
"Bayangkan kita mau research apa? Untuk APBN saja sejak saya anggota DPR nol koma, nol koma. Saya bicara pada Pak Habibie, beliau sangat setuju sekali, bahwa momen untuk kita membangun lembaga research yang sekarang sudah terbentuk, yaitu BRIN, itu memang sangat-sangat diperlukan negara ini," imbuhnya. []