Pendapatan Anjlok, PT KAI Rugi Rp 315 Miliar
BACANEWS.ID - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI membukukan kerugian pada kuartal I-2021. Tercatat pada periode Januari hingga Maret 2021 KAI mengalami kerugian Rp 303,4 miliar.
Dilansir dari keterbukaan informasi perseroan, Senin (3/5/2021), realisasi tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, yang membukukan keuntungan Rp 281,9 miliar.
Pada periode tiga bulan pertama tahun ini, KAI mencatatkan penurunan pendapatan signifikan, dari Rp 5,3 triliun pada kuartal I-2020, menjadi Rp 3,4 triliun.
Tercatat, pendapatan angkutan sebagai sumber utama turun, baik angkutan penumpang maupun barang.
Pendapatan angkutan penumpang turun dari Rp 1,9 triliun menjadi hanya Rp 440 miliar. Kemudian pendapatan angkutan barang turun dari Rp 1,74 triliun menjadi Rp 1,54 triliun.
KAI mampu memangkas beban beban pokok pendapatan, dari Rp 4,1 triliun pada kuartal I-2020, menjadi Rp 3 triliun.
Namun, hal tersebut tidak mampu menahan anjloknya laba bruto KAI dari Rp 1,15 triliun menjadi Rp 363 miliar.
Hal tersebut pun membuat laba usaha perseroan turun dari untung Rp 514 miliar menjadi rugi Rp 210 miliar. (*)
Dilansir dari keterbukaan informasi perseroan, Senin (3/5/2021), realisasi tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, yang membukukan keuntungan Rp 281,9 miliar.
Pada periode tiga bulan pertama tahun ini, KAI mencatatkan penurunan pendapatan signifikan, dari Rp 5,3 triliun pada kuartal I-2020, menjadi Rp 3,4 triliun.
Tercatat, pendapatan angkutan sebagai sumber utama turun, baik angkutan penumpang maupun barang.
Pendapatan angkutan penumpang turun dari Rp 1,9 triliun menjadi hanya Rp 440 miliar. Kemudian pendapatan angkutan barang turun dari Rp 1,74 triliun menjadi Rp 1,54 triliun.
KAI mampu memangkas beban beban pokok pendapatan, dari Rp 4,1 triliun pada kuartal I-2020, menjadi Rp 3 triliun.
Namun, hal tersebut tidak mampu menahan anjloknya laba bruto KAI dari Rp 1,15 triliun menjadi Rp 363 miliar.
Hal tersebut pun membuat laba usaha perseroan turun dari untung Rp 514 miliar menjadi rugi Rp 210 miliar. (*)