Didatangi Petugas Imigrasi Sukabumi, 4 TKA China 'Ngumpet' di Semak-semak
BACANEWS.ID - Pekerja WN China berlarian dan ngumpet di semak-semak saat kedatangan petugas Imigrasi Sukabumi ke area tambang emas Kampung Cijiwa, Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Sukabumi, Taufan langsung menghentikan langkah para WNA tersebut dan membawanya ke tempat mereka tinggal di kawasan tersebut.
Pantauan detikcom, total ada 4 orang TKA yang ditemukan berusaha melarikan diri.
"Heh kamu berhenti-berhenti," teriak Taufan, yang kemudian kembali berbicara menggunakan bahasa asing ia juga meminta paspor mereka. Empat orang tersebut kemudian dibawa ke pemukiman semacam bedeng di lokasi itu. Petugas kembali menemukan 1 orang WNA.
"Kami tim dari Kantor Imigrasi Klas II Non TPI Sukabumi bersama Polres Sukabumi menggelar operasi mandiri didaerah simpenan. Disini kami mendapat informasi dari masyarakat terdapat kegiatan WNA dari China. Ini merupakan tindak lanjut dari laporan tersebut," kata Taufan kepada detikcom, Kamis (15/7/2021).
Taufan membenarkan para WNA tersebut sempat melarikan diri saat petugas memasuki kawasan area tambang.
"Kami mengecek di lokaso pertambangan rakyat didaerah simpenan dan kami mendapatkan warga negara asin itu berlari dan itu mencurigakan bagi kami," ungkapnya.
Untuk memastikan status keimigrasian, Taufan menyebut akan lebih membawa mereka ke kantor Imigrasi di Kota Sukabumi.
"Kami menduga mereka melanggar izin tinggal atau tidak sesuai izin tinggalnya. Pada saat ini kita bawa ke kantor imigrasi untuk memastikan kita akan periksa dulu di Kantor Imigrasi apakah terdapat pelanggarannya," ungkapnya.
"Kami mendapatkan ada 5 WNA, 4 asal China dan 1 Malaysia untuk sementara ini kami duga mereka melanggar peraturan perundang-undangan," sambung dia.
Saat ditanya apakah 5 WNA tersebut terlibat aktivitas tambang, Taufil belum memberikan penjelasan secara rinci. Namun ia membenarkan lokasi diamankannya 5 orang tersebut memang berada di lokasi tambang.
"Untuk melihat apakah mereka terlibat di pertambangan fakta yang kita lihat mereka tidak sedang melakukan aktivitas pertambangan namun mereka memang berada di lokasi pertambangan," pungkas dia. (detik)
Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Sukabumi, Taufan langsung menghentikan langkah para WNA tersebut dan membawanya ke tempat mereka tinggal di kawasan tersebut.
Pantauan detikcom, total ada 4 orang TKA yang ditemukan berusaha melarikan diri.
"Heh kamu berhenti-berhenti," teriak Taufan, yang kemudian kembali berbicara menggunakan bahasa asing ia juga meminta paspor mereka. Empat orang tersebut kemudian dibawa ke pemukiman semacam bedeng di lokasi itu. Petugas kembali menemukan 1 orang WNA.
"Kami tim dari Kantor Imigrasi Klas II Non TPI Sukabumi bersama Polres Sukabumi menggelar operasi mandiri didaerah simpenan. Disini kami mendapat informasi dari masyarakat terdapat kegiatan WNA dari China. Ini merupakan tindak lanjut dari laporan tersebut," kata Taufan kepada detikcom, Kamis (15/7/2021).
Taufan membenarkan para WNA tersebut sempat melarikan diri saat petugas memasuki kawasan area tambang.
"Kami mengecek di lokaso pertambangan rakyat didaerah simpenan dan kami mendapatkan warga negara asin itu berlari dan itu mencurigakan bagi kami," ungkapnya.
Untuk memastikan status keimigrasian, Taufan menyebut akan lebih membawa mereka ke kantor Imigrasi di Kota Sukabumi.
"Kami menduga mereka melanggar izin tinggal atau tidak sesuai izin tinggalnya. Pada saat ini kita bawa ke kantor imigrasi untuk memastikan kita akan periksa dulu di Kantor Imigrasi apakah terdapat pelanggarannya," ungkapnya.
"Kami mendapatkan ada 5 WNA, 4 asal China dan 1 Malaysia untuk sementara ini kami duga mereka melanggar peraturan perundang-undangan," sambung dia.
Saat ditanya apakah 5 WNA tersebut terlibat aktivitas tambang, Taufil belum memberikan penjelasan secara rinci. Namun ia membenarkan lokasi diamankannya 5 orang tersebut memang berada di lokasi tambang.
"Untuk melihat apakah mereka terlibat di pertambangan fakta yang kita lihat mereka tidak sedang melakukan aktivitas pertambangan namun mereka memang berada di lokasi pertambangan," pungkas dia. (detik)