Makin Panas! BEM SI Kini Ancam Turun ke Jalan: Indonesia Alami Degradasi Demokrasi yang Nyata!
BACANEWS.ID - Tampaknya polemik mahasiswa dan Pemerintah semakin memanas usai viralnya kritikan BEM UI terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Terbaru, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan melakukan aksi turun ke jalan.
Adapun hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada BEM UI terkait unggahan yang menyebutkan Presiden Jokowi ‘The King of Lip Service’.
“Apabila mampu menciptakan peluang untuk turun ke jalan, maka geraklah dengan mempertimbangkan kondisi COVID-19 hari ini,” ujar Koordinator Pusat BEM SI 2021 Wahyu Suryono pada Rabu, 30 Juni 2021, dikutip terkini.id dari kumparan.
Hanya saja, tambah Wahyu, aksi itu tidak dilakukan oleh seluruh mahasiswa, melainkan bersifat perwakilan dari sejumlah daerah saja.
“Turun dengan aksi simbolik dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam rangka Week of Resistance bisa jadi gerakan alternatif.
Ia menegaskan bahwa aksi itu sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap matinya demokrasi Indonesia.
Sebab, ia menilai surat pemanggilan BEM UI dari pihak rektorat membatasi kebebasan berpendapat.
“Hari ini Indonesia mengalami degradasi demokrasi yang nyata. Apabila terus didiamkan, maka kehancuran akan terjadi,” tuturnya.
“Ini masalah yang sangat serius, BEM SI mengecam keras segala bentuk pemberangusan kebebasan sipil yang telah di atur oleh konstitusi.
Oleh karena itu, ia meminta Presiden Jokowi untuk memberikan contoh praktik demokrasi yang ideal.
Terbaru, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan melakukan aksi turun ke jalan.
Adapun hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada BEM UI terkait unggahan yang menyebutkan Presiden Jokowi ‘The King of Lip Service’.
“Apabila mampu menciptakan peluang untuk turun ke jalan, maka geraklah dengan mempertimbangkan kondisi COVID-19 hari ini,” ujar Koordinator Pusat BEM SI 2021 Wahyu Suryono pada Rabu, 30 Juni 2021, dikutip terkini.id dari kumparan.
Hanya saja, tambah Wahyu, aksi itu tidak dilakukan oleh seluruh mahasiswa, melainkan bersifat perwakilan dari sejumlah daerah saja.
“Turun dengan aksi simbolik dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam rangka Week of Resistance bisa jadi gerakan alternatif.
Ia menegaskan bahwa aksi itu sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap matinya demokrasi Indonesia.
Sebab, ia menilai surat pemanggilan BEM UI dari pihak rektorat membatasi kebebasan berpendapat.
“Hari ini Indonesia mengalami degradasi demokrasi yang nyata. Apabila terus didiamkan, maka kehancuran akan terjadi,” tuturnya.
“Ini masalah yang sangat serius, BEM SI mengecam keras segala bentuk pemberangusan kebebasan sipil yang telah di atur oleh konstitusi.
Oleh karena itu, ia meminta Presiden Jokowi untuk memberikan contoh praktik demokrasi yang ideal.