"Miris liat presiden kok gini amat. Kek gak ngerti apa yang dia omongin"
SESAT INFORMASI
Pengen garuk dinding baca pernyataan Presiden begini.
"Gak bisa lockdown, semi (lockdown) aja sudah menjerit."
Artinya, semi lockdown itu adalah lockdown yang masih level tengah. Belum pedes dan masih bisa bergoyang bibir. Kalau dah lockdown, itu pedesnya level dewa. Udah pasti melet dan netes air mata.
Miris liat presiden kok gini amat. Kek gak ngerti apa yang dia omongin.
Semi lockdown wajar apabila rakyat menjerit. Secara akses kegiatan mereka ditutup, tapi kebutuhan hidup gak ada dijamin oleh pemerintah. Karena dalam semi lockdown (PSBB, PPKM, dll) gak ada kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Apabila pemerintah mengambil kebijakan lockdown (karantina wilayah), ini berbeda dengan semi lockdown. Karena ada kewajiban pemerintah memenuhi kebutuhan hidup masyarakat saat mereka dikrantina dan tidak boleh keluar rumah.
Lockdown bisa dikatakan juga dengan karantina wilayah. Menyekat dan melarang orang berkatifitas diluar rumah. Dan kebutuhan hidup dan hewan ternak ditanggung oleh negara, selama pemberlakuan lockdown atau karantina wilayah.
Dengan landasan hukum UU Kekarantinaan itu, lha kok bisa ambil kesimpulan bahwa "semi aja udah menjerit, apalagi lockdowon"????.
Lockdown dong, kita buktikan mana yang bahagia bagi masyarakat.
Lockdown 👉 Dilarang keluar rumah, tapi kebutuhannya dipenuhi pemerintah.
Semi Lockdown 👉 Dilarang keluar rumah, tapi kebutuhan hidupnya tidak dipenuhi pemerintah.
Orang bego juga paham mana yang enak, kenapa Presiden malah bisa menyimpulkan lain?
Pengen ngunyah batu bata jadinya.
Ada penyesatan opini yang diberikan oleh Presiden saat kalimat itu dijadikan alasan tidak lockdown.
Tingkat pemahaman masyarakat memang berbeda, ada lebih 60% masyarakat kita tidak memahami apa yang mereka dapatkan andai Lockdown dijadikan pilihan pemerintah.
Ketika Presiden mengeluarkan statemen ini, menandakan presiden melakukan pembodohan pada masyarakat bahwa Lockdown itu lebih parah efeknya dari sekarang, dengan menyembunyikan fakta kewajiban pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyat.
Masyarakat yang jumlahnya 60% tadi pasti akan mengangguk saat mendengar perkataan presiden bahwa Lockdown itu lebih mampus efeknya. Mereka tidak tau apa HAK yang mereka dapatkan andai Lockdown dijadikan pilihan. Mereka tidak tau, karena Presiden menggunakan kalimat perbandingan tanpa menyebutkan apa kewajibannya.
Miris kalau presiden sendiri tidak bisa memahami apa perbedaan Lockdown dan semi Lockdown dalam pemenuhan kewajibannya pada rakyat.
Saya yakin Jokowi pasti paham dengan kewajiban pemerintah saat menerapkan Lockdown.
Namun penjelasan dirinya dalam membandingkan Lockdown dan semi lockdown, ada indikasi dirinya sedang memutar balikkan fakta dengan menyebarkan informasi yang salah.
4 tahun masih lama...😪😪
(By Setiawan Budi)
Pengen garuk dinding baca pernyataan Presiden begini.
"Gak bisa lockdown, semi (lockdown) aja sudah menjerit."
Artinya, semi lockdown itu adalah lockdown yang masih level tengah. Belum pedes dan masih bisa bergoyang bibir. Kalau dah lockdown, itu pedesnya level dewa. Udah pasti melet dan netes air mata.
Miris liat presiden kok gini amat. Kek gak ngerti apa yang dia omongin.
Semi lockdown wajar apabila rakyat menjerit. Secara akses kegiatan mereka ditutup, tapi kebutuhan hidup gak ada dijamin oleh pemerintah. Karena dalam semi lockdown (PSBB, PPKM, dll) gak ada kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Apabila pemerintah mengambil kebijakan lockdown (karantina wilayah), ini berbeda dengan semi lockdown. Karena ada kewajiban pemerintah memenuhi kebutuhan hidup masyarakat saat mereka dikrantina dan tidak boleh keluar rumah.
Lockdown bisa dikatakan juga dengan karantina wilayah. Menyekat dan melarang orang berkatifitas diluar rumah. Dan kebutuhan hidup dan hewan ternak ditanggung oleh negara, selama pemberlakuan lockdown atau karantina wilayah.
Dengan landasan hukum UU Kekarantinaan itu, lha kok bisa ambil kesimpulan bahwa "semi aja udah menjerit, apalagi lockdowon"????.
Lockdown dong, kita buktikan mana yang bahagia bagi masyarakat.
Lockdown 👉 Dilarang keluar rumah, tapi kebutuhannya dipenuhi pemerintah.
Semi Lockdown 👉 Dilarang keluar rumah, tapi kebutuhan hidupnya tidak dipenuhi pemerintah.
Orang bego juga paham mana yang enak, kenapa Presiden malah bisa menyimpulkan lain?
Pengen ngunyah batu bata jadinya.
Ada penyesatan opini yang diberikan oleh Presiden saat kalimat itu dijadikan alasan tidak lockdown.
Tingkat pemahaman masyarakat memang berbeda, ada lebih 60% masyarakat kita tidak memahami apa yang mereka dapatkan andai Lockdown dijadikan pilihan pemerintah.
Ketika Presiden mengeluarkan statemen ini, menandakan presiden melakukan pembodohan pada masyarakat bahwa Lockdown itu lebih parah efeknya dari sekarang, dengan menyembunyikan fakta kewajiban pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyat.
Masyarakat yang jumlahnya 60% tadi pasti akan mengangguk saat mendengar perkataan presiden bahwa Lockdown itu lebih mampus efeknya. Mereka tidak tau apa HAK yang mereka dapatkan andai Lockdown dijadikan pilihan. Mereka tidak tau, karena Presiden menggunakan kalimat perbandingan tanpa menyebutkan apa kewajibannya.
Miris kalau presiden sendiri tidak bisa memahami apa perbedaan Lockdown dan semi Lockdown dalam pemenuhan kewajibannya pada rakyat.
Saya yakin Jokowi pasti paham dengan kewajiban pemerintah saat menerapkan Lockdown.
Namun penjelasan dirinya dalam membandingkan Lockdown dan semi lockdown, ada indikasi dirinya sedang memutar balikkan fakta dengan menyebarkan informasi yang salah.
4 tahun masih lama...😪😪
(By Setiawan Budi)