Rocky Gerung: Bagi Covid Cuma Dua, Turunkan Pandemi atau Turunkan Presiden
BACANEWS.ID - Pengamat politik, Rocky Gerung mengomentari soal desakan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mudur yang kerap digaungkan netizen belakangan ini.
Rocky Gerung menilai bahwa dalam situasi Covid-19 ini, pilihan memang hanya ada dua, yakni turunkan pandemi atau turunkan Presiden.
Hal itu ia sampailan dalam video wawancara berjudul ‘Netizen Serukan Jokowi Mundur! Buzzer Menolak Menyerah’ yang tayang di Rocky Gerung Official pada Minggu, 10 Juli 2021′.
Awalnya, Hersubeno Arief sebagai pewawancara menyinggung soal tagar ‘Bapak Presiden Menyerahlah’ dan juga ‘Jokowi Atasi Pandemi’.
Hersubeno mengatakan bahwa tagar ‘Jokowi Atasi Pandemi’ itu adalah tanda bahwa para buzzer mulai bergerak kembali.
Rocky lalu menanggapi bahwa sejuta buzzer itu langsung lenyap, hanya dengan satu istilah dari dr. Pandu, yaitu ‘herd stulidity’.
Ia sepakat dengan istilah dari Pandu dan mengatakan bahwa buzzer adalah bentuk herd stupidity.
“Kita nggak pernah mampu untuk menemukan, sebetulnya, cara baik dati istana. Ngapain istana ngerahin buzzer lagi?” kata Rocky.
“Kan Covid itu nggak takut pada buzzer. Covid takut pada konstruksi berpikir yang masuk akal. Buzzer kan nggak punya akal,” tambahnya.
Menurut Rocky, buzzer terus-menerus meniru dan meluaskan sesuatu yang tidak berguna.
“Karena bagi Covid, cuma dua, turunkan pandemi atau turunkan Presiden. Kan cuma itu intinya tu,” tandasnya.
Seruan turunkan Presiden, kata Rocky, adalah kemarahan publik terhadap kebijakan yang tidak mampu untuk mengendalikan penambahan angka kematian.
“Kan itu soalnya, tu. Atau dengan cara lain ya turunkan pandemi. Bagaimana caranya? Ya lockdown,” ungkapnya. (terkini)
Rocky Gerung menilai bahwa dalam situasi Covid-19 ini, pilihan memang hanya ada dua, yakni turunkan pandemi atau turunkan Presiden.
Hal itu ia sampailan dalam video wawancara berjudul ‘Netizen Serukan Jokowi Mundur! Buzzer Menolak Menyerah’ yang tayang di Rocky Gerung Official pada Minggu, 10 Juli 2021′.
Awalnya, Hersubeno Arief sebagai pewawancara menyinggung soal tagar ‘Bapak Presiden Menyerahlah’ dan juga ‘Jokowi Atasi Pandemi’.
Hersubeno mengatakan bahwa tagar ‘Jokowi Atasi Pandemi’ itu adalah tanda bahwa para buzzer mulai bergerak kembali.
Rocky lalu menanggapi bahwa sejuta buzzer itu langsung lenyap, hanya dengan satu istilah dari dr. Pandu, yaitu ‘herd stulidity’.
Ia sepakat dengan istilah dari Pandu dan mengatakan bahwa buzzer adalah bentuk herd stupidity.
“Kita nggak pernah mampu untuk menemukan, sebetulnya, cara baik dati istana. Ngapain istana ngerahin buzzer lagi?” kata Rocky.
“Kan Covid itu nggak takut pada buzzer. Covid takut pada konstruksi berpikir yang masuk akal. Buzzer kan nggak punya akal,” tambahnya.
Menurut Rocky, buzzer terus-menerus meniru dan meluaskan sesuatu yang tidak berguna.
“Karena bagi Covid, cuma dua, turunkan pandemi atau turunkan Presiden. Kan cuma itu intinya tu,” tandasnya.
Seruan turunkan Presiden, kata Rocky, adalah kemarahan publik terhadap kebijakan yang tidak mampu untuk mengendalikan penambahan angka kematian.
“Kan itu soalnya, tu. Atau dengan cara lain ya turunkan pandemi. Bagaimana caranya? Ya lockdown,” ungkapnya. (terkini)