Aktivis Tionghoa Heran, Kok Bisa di Negara Mayoritas Islam yang Dinista Islam
BACANEWS.ID - Keberagaman dan kebhinnekaan bangsa ini sebenarnya sudah tidak ada masalah. Seiring usia bangsa yang semakin dewasa, sebenarnya rakyat memaknai perbedaan dengan cara bijaksana.
Begitu terang aktivis Tionghoa, Lieus Sungkharisma menanggapi aksi Youtuber, Muhammad Kece yang dinilai berbahaya bagi kerukunan umat beragama di tanah air.
“Jadi keberagaman itu sudah tidak ada persoalan sebenarnya,” tutur Lieus yang dikutip dari RMOL sesaat lalu, Minggu (22/8).
Menurutnya, saling menghargai dan menghormati perbedaan sudah menjadi sikap bangsa Indonesia dalam keseharian.
Tapi Lieus merasa heran dalam kurun 6 tahun terakhir, ujaran kebencian yang berkaitan dengan agama, terutama Islam meningkat.
“Saya yang Buddha saja heran. Kok bisa di negara mayoritas Islam yang dinista Islam. Aneh sekali. Dan yang lebih aneh, umumnya yang menista aman atau tidak tersentuh hukum,” ujarnya.
Hal itu tentu berbanding terbalik dengan aksi aparat yang belakangan sibuk memburu pembuat mural yang mengkritik pemerintah.
Lieus menekankan bahwa usia Indonesia sudah tidak lagi muda. Untuk itu, semua pihak harus bisa menjaga sikap dan perilaku untuk saling menghormati dan menjaga perbedaan dan kebhinnekaan yang ada.
Dia juga berharap aparat yang sudah digaji dari uang rakyat bisa bersikap adil dan menegakkan hukum demi keadilan semua.
“Untuk Muhammad Kece, lebih baik memperbaiki diri dan janganlah menista Nabi Muhammad. Mari kita jaga toleransi dan kebhinnekaan,” tutupnya.
Begitu terang aktivis Tionghoa, Lieus Sungkharisma menanggapi aksi Youtuber, Muhammad Kece yang dinilai berbahaya bagi kerukunan umat beragama di tanah air.
“Jadi keberagaman itu sudah tidak ada persoalan sebenarnya,” tutur Lieus yang dikutip dari RMOL sesaat lalu, Minggu (22/8).
Menurutnya, saling menghargai dan menghormati perbedaan sudah menjadi sikap bangsa Indonesia dalam keseharian.
Tapi Lieus merasa heran dalam kurun 6 tahun terakhir, ujaran kebencian yang berkaitan dengan agama, terutama Islam meningkat.
“Saya yang Buddha saja heran. Kok bisa di negara mayoritas Islam yang dinista Islam. Aneh sekali. Dan yang lebih aneh, umumnya yang menista aman atau tidak tersentuh hukum,” ujarnya.
Hal itu tentu berbanding terbalik dengan aksi aparat yang belakangan sibuk memburu pembuat mural yang mengkritik pemerintah.
Lieus menekankan bahwa usia Indonesia sudah tidak lagi muda. Untuk itu, semua pihak harus bisa menjaga sikap dan perilaku untuk saling menghormati dan menjaga perbedaan dan kebhinnekaan yang ada.
Dia juga berharap aparat yang sudah digaji dari uang rakyat bisa bersikap adil dan menegakkan hukum demi keadilan semua.
“Untuk Muhammad Kece, lebih baik memperbaiki diri dan janganlah menista Nabi Muhammad. Mari kita jaga toleransi dan kebhinnekaan,” tutupnya.