Orang-orang yang Menzalimi Habib R akan Menjadi Gila
BACANEWS.ID - Orang-orang termasuk para pejabat di negeri ini yang ikut menzalimi Habib Rizieq Shihab (HRS) akan menjadi gila. Gila dalam arti kebijakan tidak masuk akal dan ditertawakan rakyat.
“Pada dasarnya orang-orang yang telah dan turut menzalimi HRS akan menjadi gila,” kata aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis kepada www.suaranasional.com, Sabtu (21/8/2021).
Menurut Damai, rakyat pun tertawa ketika mural yang isinya mengkritik penguasa dihapus dengan alasan tanpa ijin. “Pemerintah terlihat kebingungan sendiri dan menjadi bahan tertawaan rakyat,” jelasnya.
Kata Damai, terlihat kontradiksi di antara para pejabat negara dalam menyikapi mural. “Walaupun akhirnya polisi menganggap mural itu seni,” ungkapnya.
Polisi yang menahan penjual kaus bertuliskan ‘Jokowi 404: Not Found’ di Tuban Jawa Timur dan kemudian dilepas, kata Damai menunjukkan aparat kebingungan. “Harusnya Polisi berpedoman hukum dan tidak terpengaruh kepentingan kekuasaan,” papar Damai
Pejabat pun gila terhadap korupsi sampai koruptor Djoko Tjandra mendapat remisi 2 bulan di HUT Kemerdekaan RI-76. “Korupsi kejahatan luar biasa dihukum lebih rendah daripada pelanggar prokes. Ini namanya gila,” ungkapnya.
Kata Damai, Menkopolhukam Mahfud MD sampai menyebut korupsi itu sebagai musibah menunjukkan kebingungan dalam mengatasi masalah rasuah di Indonesia. “Rakyat kecil pun tahu korupsi merupakan tindakan kejahatan luar biasa dan bukan musibah,” jelasnya.
Mahfud, kata Damai hanya memberikan diskresi saat penjembutan HRS yang dihadiri jutaan. “Acara Maulid dan nikahan anak HRS tidak diberi diskresi. HRS diborgol masuk penjara. Coba bandingkan pernikahan Aurel dan Atta Halilintar yang tidak dipidana. Ini juga gila,” paparnya.
Damai mengatakan, Menteri Kesehatan yang tidak dijabat seorang dokter memperlihatkan rezim ini mengalami kegilaan dalam mengambil kebijakan. “Harusnya seorang dokter diangkat menjadi menjadi menteri terlebih lagi dalam mengatasi Covid-19,” papar Damai.(SN)
“Pada dasarnya orang-orang yang telah dan turut menzalimi HRS akan menjadi gila,” kata aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis kepada www.suaranasional.com, Sabtu (21/8/2021).
Menurut Damai, rakyat pun tertawa ketika mural yang isinya mengkritik penguasa dihapus dengan alasan tanpa ijin. “Pemerintah terlihat kebingungan sendiri dan menjadi bahan tertawaan rakyat,” jelasnya.
Kata Damai, terlihat kontradiksi di antara para pejabat negara dalam menyikapi mural. “Walaupun akhirnya polisi menganggap mural itu seni,” ungkapnya.
Polisi yang menahan penjual kaus bertuliskan ‘Jokowi 404: Not Found’ di Tuban Jawa Timur dan kemudian dilepas, kata Damai menunjukkan aparat kebingungan. “Harusnya Polisi berpedoman hukum dan tidak terpengaruh kepentingan kekuasaan,” papar Damai
Pejabat pun gila terhadap korupsi sampai koruptor Djoko Tjandra mendapat remisi 2 bulan di HUT Kemerdekaan RI-76. “Korupsi kejahatan luar biasa dihukum lebih rendah daripada pelanggar prokes. Ini namanya gila,” ungkapnya.
Kata Damai, Menkopolhukam Mahfud MD sampai menyebut korupsi itu sebagai musibah menunjukkan kebingungan dalam mengatasi masalah rasuah di Indonesia. “Rakyat kecil pun tahu korupsi merupakan tindakan kejahatan luar biasa dan bukan musibah,” jelasnya.
Mahfud, kata Damai hanya memberikan diskresi saat penjembutan HRS yang dihadiri jutaan. “Acara Maulid dan nikahan anak HRS tidak diberi diskresi. HRS diborgol masuk penjara. Coba bandingkan pernikahan Aurel dan Atta Halilintar yang tidak dipidana. Ini juga gila,” paparnya.
Damai mengatakan, Menteri Kesehatan yang tidak dijabat seorang dokter memperlihatkan rezim ini mengalami kegilaan dalam mengambil kebijakan. “Harusnya seorang dokter diangkat menjadi menjadi menteri terlebih lagi dalam mengatasi Covid-19,” papar Damai.(SN)